KEPUTIHAN -Si Putih Yang Menganggu-
20.44.00
Menjadi cantik luar dan dalam umumnya didambakan oleh setiap wanita. Selain
faktor penampilan dan kepribadian, sebaiknya wanita juga memperhatikan
kesehatan terutama mengenai kesehatan reproduksi wanita. Salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita yang sering dikeluhkan adalah keputihan. Tak jarang keputihan dapat begitu mengganggu hingga menyebabkan ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Diperkirakan sebanyak 75% wanita di Indonesia pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya.
Keputihan (leukorrhea, vaginal discharge) adalah keluarnya sekret / cairan dari vagina. Sekret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi, warna dan bau. Keputihan
dapat merupakan suatu keadaan yang normal (fisiologis) atau sebagai
tanda dari adanya suatu penyakit (patologis). Keputihan yang normal
biasanya tidak berwarna / bening, tidak berbau, tidak berlebihan dan
tidak menimbulkan keluhan. Sedangkan keputihan yang tidak normal
biasanya berwarna kuning/hijau/keabu-abuan, berbau amis/busuk, jumlah
banyak dan menimbulkan keluhan seperti gatal dan rasa terbakar pada
daerah intim.
Vagina memiliki mekanisme perlindungan terhadap infeksi. Kelenjar
pada vagina dan serviks / leher rahim menghasilkan sekret yang
berfungsi sebagai sistem perlindungan alami dan sebagai lubrikan
mengurangi gesekan dinding vagina saat berjalan & saat berhubungan
seksual. Jumlah sekret yang dihasilkan tergantung dari
masing-masing wanita. Dalam keadaan normal, kadang jumlah sekret dapat
meningkat seperti saat menjelang ovulasi, stres emosional dan saat
terangsang secara seksual. Selain itu, terdapat flora normal basil doderlein yang
berfungsi dalam keseimbangan ekosistem pada vagina sekaligus membuat
lingkungan bersifat asam (pH 3.8-4.5) sehingga memiliki daya proteksi
yang kuat terhadap infeksi.
Pada beberapa
keadaan tertentu seperti perubahan hormonal pada kehamilan dan
penggunaan pil KB, obat-obatan seperti steroid dan antibiotik, hubungan
seksual dsb dapat meningkatkan resiko seorang wanita mengalami keputihan
yang tidak normal.
Ada banyak penyebab dari keputihan namun paling sering disebabkan oleh infeksi jamur candida, bakteri dan parasit seperti Trikomonas
yang menyebabkan peradangan pada vagina dan sekitarnya. Keputihan yang
harus diwaspadai adalah jika didapatkan keputihan yang berwarna
kuning/hijau/keabu-abuan/coklat, berbau tidak enak, jumlah banyak dan
menimbulkan keluhan seperti gatal dan rasa terbakar pada daerah intim.
Jamur
Keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans umumnya dipicu oleh faktor dari dalam maupun luar tubuh seperti :
· Kehamilan
· Obesitas / kegemukan
· Pemakaian pil KB
· Obat-obatan tertentu seperti steroid, antibiotik
· Riwayat diabetes / penyakit kencing manis
· Daya tahan tubuh rendah
· Iklim, panas, kelembaban
Sekret yang keluar biasanya berwarna putih kekuningan, seperti kepala susu (cottage cheese), berbau khas dan menyebabkan rasa gatal yang hebat pada daerah intim-vulva dan sekitarnya sehingga disebut vulvovaginitis. Rasa gatal sering merupakan keluhan yang dominan dirasakan.
Bakteri
Pada vagina terdapat flora normal yang terdiri dari bakteri
?baik? yang berfungsi dalam keseimbangan ekosistem sekaligus menjaga
keasaman / pH yang normal serta beberapa bakteri lain dalam jumlah kecil
seperti Gardnerella vaginalis , mobiluncus, bacteroides dan Mycoplasma hominis.
Beberapa keadaan seperti kehamilan, penggunaan spiral / IUD (intra uterine device), hubungan seksual, promiskuitas dapat memicu ketidakseimbangan
flora normal vagina dimana pertumbuhan bakteri ?jahat? menjadi
berlebihan. Keputihan yang disebabkan oleh bakteri Gardnerella dsb disebut sebagai bacterial vaginosis / BV. Sebanyak 50% dari wanita dengan bacterial vaginosis bersifat asimtomatik yaitu tidak memberikan gejala yang berarti
Keputihan biasanya encer, berwarna putih keabu-abuan dan berbau amis (fishy odor). Bau tercium lebih menusuk setelah melakukan hubungan seksual dan menyebabkan darah menstruasi berbau tidak enak. Jika ditemukan iritasi daerah vagina seperti gatal biasanya bersifat lebih ringan daripada keputihan yang disebabkan oleh Candida albicans atau Trichomonas vaginalis.
Parasit
Infeksi parasit Trichomonas vaginalis
termasuk dalam golongan penyakit menular seksual (PMS) karena penularan
terutama terjadi melalui hubungan seksual namun juga dapat melalui
kontak dengan perlengkapan mandi, bibir kloset yang telah
terkontaminasi.
Keputihan berupa sekret berwarna kuning-hijau, kental, berbusa dan berbau tidak enak (malodorous). Kadang keputihan yang terjadi menimbulkan rasa gatal dan iritasi pada daerah intim.
Komplikasi
Keputihan bila tidak
diatasi dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius seperti
infertilitas / masalah kesuburan, penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease). Pada wanita hamil, infeksi trikomonas dan bacterial vaginosis diduga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR).
Penatalaksanaan
Untuk menghindari
komplikasi yang serius dari keputihan, sebaiknya penatalaksanaan
dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk menyingkirkan kemungkinan
adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan
gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Penatalaksanan
keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau
parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan
menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan
yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan
flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol
untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa
sediaan oral (tablet, kapsul), topikal seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina. Untuk
keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga
diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan
seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk
selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan
sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan:
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi
dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan
menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari
pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut,
pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang.
5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan
karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan
konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.
6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan
seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di
atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum
menggunakannya.
Kesimpulan
Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi wanita yang sering dialami. Keputihan
yang normal adalah keputihan yang tidak berwarna/ bening, tidak berbau,
tidak berlebihan dan tidak menimbulkan keluhan. Biasanya
sekret meningkat pada masa menjelang ovulasi, stres emosional dan saat
terangsang secara seksual. Keputihan yang harus diwaspadai adalah jika
sekret berwarna kuning/hijau/keabu-abuan, berbau tidak enak, jumlah
banyak dan menimbulkan keluhan seperti gatal dan rasa terbakar pada
daerah intim. Beberapa keadaan seperti perubahan hormonal pada kehamilan
dan penggunaan pil KB, obat-obatan tertentu, hubungan seksual dsb dapat
meningkatkan resiko seorang wanita mengalami keputihan yang tidak
normal. Keputihan yang tidak normal paling sering diakibatkan oleh
infeksi jamur Candida albicans, bakteri atau parasit Trichomonas vaginalis. Gejala
keputihan bervariasi dan tergantung dari penyebab dan jika dibiarkan
berlanjut, keputihan dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti
infertilitas, penyakit radang panggul, kelahiran prematur dan berat
badan lahir rendah. Umumnya terapi obat-obatan diberikan sesuai dengan
organisme yang menyebabkan keputihan. Selain menggunakan
obat-obatan, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim
sebagai tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan.
Dr. Sheila Agustini, SpS
RS Omni Alam Sutera / RS Mayapada Lebak Bulus
0 komentar