Menangani Keracunan Makanan
14.42.00
Musim hujan rawan terjangkit penyakit yang berhubungan dengan pencernaan, seperti diare, yang diakibatkan oleh keracunan makanan.
Ketika kita mengonsumsi makanan atau minuman, terkadang kita lupa
memerhatikan kebersihannya. Padahal makanan atau minuman yang Anda
konsumsi dapat mengandung bakteri yang tidak dapat diterima oleh sistem pencernaan, sehingga mengakibatkan munculnya reaksi keracunan.
Kondisi keracunan ini biasanya tergolong ringan, dan dapat ditangani sendiri di rumah tanpa perlu bantuan dokter jika tidak muncul gejala yang mengkhawatirkan. Saat terjadi keracunan makanan, biasanya reaksi yang muncul adalah muntah dan diare, yang mengakibatkan tubuh kehilangan banyak cairan yang sehingga berisiko mengalami dehidrasi. Bila ini yang Anda alami, hindari dehidrasi dengan meminum sebanyak mungkin air, meski rasanya tidak enak dan Anda ingin memuntahkannya lagi.
Agar tubuh Anda lekas pulih dari kondisi Anda dari keracunan makanan, cobalah cara ini:
1. Istirahat yang cukup.
2. Makanlah begitu Anda merasa baikan, tentu dalam porsi yang kecil dan pilihan makanannya yang ringan dan tidak berlemak. Pilihlah makanan yang rasanya tawar, seperti roti bakar tanpa olesan, kraker asin, nasi dan pisang.
3.Hindari alkohol, kafein, minuman bersoda dan makanan pedas dan berlemak serta banyak bumbunya karena serangan mual dapat muncul kembali.
Jika setelah hal-hal tersebut dilakukan kondisi Anda tidak juga membaik, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan intensif.
Untuk mencegah penularan keracunan makanan, untuk sementara waktu, jangan menyiapkan makanan bagi orang lain, serta batasi kontak fisik dengan orang lain yang berdaya tahan tubuh rendah seperti bayi dan lansia. Istirahatkan diri secara total setidaknya selama dua hari setelah diare terakhir karena keracunan makanan dapat menular akibat perpindahan bakteri. Seringlah mencuci tangan menggunakan sabun dan air hangat, terutama setelah keluar dari toilet dan sebelum maupun sesudah menyiapkan makanan.
Kondisi keracunan ini biasanya tergolong ringan, dan dapat ditangani sendiri di rumah tanpa perlu bantuan dokter jika tidak muncul gejala yang mengkhawatirkan. Saat terjadi keracunan makanan, biasanya reaksi yang muncul adalah muntah dan diare, yang mengakibatkan tubuh kehilangan banyak cairan yang sehingga berisiko mengalami dehidrasi. Bila ini yang Anda alami, hindari dehidrasi dengan meminum sebanyak mungkin air, meski rasanya tidak enak dan Anda ingin memuntahkannya lagi.
Agar tubuh Anda lekas pulih dari kondisi Anda dari keracunan makanan, cobalah cara ini:
1. Istirahat yang cukup.
2. Makanlah begitu Anda merasa baikan, tentu dalam porsi yang kecil dan pilihan makanannya yang ringan dan tidak berlemak. Pilihlah makanan yang rasanya tawar, seperti roti bakar tanpa olesan, kraker asin, nasi dan pisang.
3.Hindari alkohol, kafein, minuman bersoda dan makanan pedas dan berlemak serta banyak bumbunya karena serangan mual dapat muncul kembali.
Jika setelah hal-hal tersebut dilakukan kondisi Anda tidak juga membaik, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan intensif.
Untuk mencegah penularan keracunan makanan, untuk sementara waktu, jangan menyiapkan makanan bagi orang lain, serta batasi kontak fisik dengan orang lain yang berdaya tahan tubuh rendah seperti bayi dan lansia. Istirahatkan diri secara total setidaknya selama dua hari setelah diare terakhir karena keracunan makanan dapat menular akibat perpindahan bakteri. Seringlah mencuci tangan menggunakan sabun dan air hangat, terutama setelah keluar dari toilet dan sebelum maupun sesudah menyiapkan makanan.
Pisahkan penggunaan handuk dan
kain seprai, serta jaga permukaan furnitur tetap bersih, termasuk
dudukan toilet, pegangan flush, baskom dan keran air. Segera setelah
Anda pulih, masukkan kain-kain yang terkena kontak dengan Anda selama
Anda sakit ke laundry atau cucilah dengan air sepanas mungkin.
Saat keracunan makan terjadi, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan konsumsi ORS atau oral rehydration solution yang ditujukan khusus bagi orang yang mudah kehilangan cairan tubuh seperti para lansia atau orang dengan kondisi penyakit tertentu. Larutan ORS ini dapat diperoleh di apotek dalam bentuk sachet, tinggal dicampurkan ke dalam air untuk diminum menggantikan hilangnya mineral-mineral penting dalam tubuh. Larutan ORS, bagaimanapun, tidak sebaiknya dikonsumsi oleh penderita penyakit ginjal.
Jika
gejala keracunan makanan berlanjut, kemungkinan besar Anda mengalami
infeksi penyakit yang lebih serius. Periksakan diri Anda ke dokter untuk
menjalani tes dan pengambilan sampel, konsumsi antibiotik yang
diresepkan jika Anda terbukti mengidap infeksi bakteri, berikut dengan
obat anti muntah jika muntah Anda tergolong parah. (PA) Saat keracunan makan terjadi, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan konsumsi ORS atau oral rehydration solution yang ditujukan khusus bagi orang yang mudah kehilangan cairan tubuh seperti para lansia atau orang dengan kondisi penyakit tertentu. Larutan ORS ini dapat diperoleh di apotek dalam bentuk sachet, tinggal dicampurkan ke dalam air untuk diminum menggantikan hilangnya mineral-mineral penting dalam tubuh. Larutan ORS, bagaimanapun, tidak sebaiknya dikonsumsi oleh penderita penyakit ginjal.
Ditinjau oleh: dr. Deffy Laksani Anggar Sari
0 komentar